Breaking News

Menjaga Esensi Demokrasi di Muna Barat

foto Rusman Malik

Opini, Muna Barar, Sahabatsultra. com - Sebagai pemuda Muna Barat, rasa malu dan kecewa muncul ketika menyaksikan pernyataan dari pasangan calon bupati, Darwin dan Ali Basa. Pernyataan mereka yang meminta penghargaan kepada PJ Gubernur Sulawesi Tenggara, KPU, Bawaslu, dan pihak kepolisian karena menjadikan mereka satu-satunya calon tunggal di Muna Barat, mencerminkan sebuah arogansi yang bertentangan dengan esensi demokrasi.

Klaim kemenangan bahkan sebelum rakyat berkesempatan untuk bersuara melalui pemilu adalah bentuk pengabaian terhadap kedaulatan rakyat. Demokrasi bukan hanya tentang proses pemilihan formal, tetapi juga tentang menyediakan ruang bagi berbagai pilihan dan suara alternatif. Ketika calon tunggal mengklaim kemenangan sebagai sesuatu yang tak terelakkan, hal ini merendahkan makna demokrasi yang seharusnya memberikan kebebasan bagi rakyat untuk menentukan masa depan mereka.

Sebagai generasi muda yang menjadi bagian dari masa depan Muna Barat, pernyataan ini mencederai semangat demokrasi yang harusnya kita junjung tinggi. Sebuah pemilihan seharusnya menjadi ajang bagi berbagai gagasan dan visi yang kompetitif, di mana rakyat diberikan kesempatan untuk memilih pemimpin terbaik berdasarkan kapasitas dan dedikasinya untuk melayani masyarakat.

Tindakan mengklaim kemenangan tanpa perlawanan bukan hanya mencerminkan kebodohan dalam memahami demokrasi, tetapi juga sebuah pengabaian terhadap harapan masyarakat. Seorang pemimpin yang baik seharusnya merangkul semua elemen masyarakat, bersikap rendah hati, dan memahami bahwa kekuasaan diberikan oleh rakyat, bukan oleh posisi atau status calon tunggal.

Kami, generasi muda Muna Barat, menganggap bahwa demokrasi telah dirusak oleh ambisi pribadi yang mengabaikan makna sejati dari proses pemilihan. Kita tidak boleh membiarkan hal ini terjadi. Demokrasi harus terus diperjuangkan, dan masyarakat Muna Barat perlu sadar bahwa suara mereka tetap berharga dan berpengaruh, meski hanya ada satu calon yang berdiri di hadapan mereka.

Pemilihan kepala daerah bukan sekadar formalitas atau ritus politik. Ini adalah pesta demokrasi yang seharusnya memberikan ruang bagi keberagaman gagasan dan pilihan. Mari kita semua menjaga demokrasi dan menolak segala bentuk arogansi dan ketidakpedulian terhadap rakyat. Masa depan Muna Barat ada di tangan kita, dan kita tidak boleh membiarkan kebodohan ini menjadi cerminan masa depan daerah kita.



Penulis: Rusman Malik.,S.H.,C.P.L

© Copyright 2024 - SAHABAT SULTRA